Jenis raw material yang cocok untuk industri fermentasi (bagian 2: glukosa dari starch vs sukrosa dari tebu)

Menyambung tulisan sebelum, kali ini akan dibahas jenis sumber carbon yang baik untuk mineral media di industri fermentasi. Mengingat banyak sekali opsi yang bisa dibahas, maka perlu fokus pada dua jenis yang termasuk paling sering digunakan, yaitu glucose from corn starch dan sucrose from sugar cane.

Glukosa dari starch, terutama yang berasal dari jagung, merupakan raw material fermentasi yang paling banyak dipakai di industri fermentasi, terutama di USA. Alasan mengapa glukosa populer karena boleh dikatakan semua bakteri dan yeast bisa mengkonsumsi glukosa. Sedangkan tidak semua mikroorganisme memiliki enzyme invertase untuk memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa untuk seterusnya diolah melalui central carbon metabolism (glycolysis, PP pathway, dll).

Jika bicara soal ekonomis, harga jual glukosa dan sukrosa tidak jauh berbeda. Walaupun proses permurnian sukrosa lebih murah karena tidak memerlukan proses hidrolisis seperti glukosa dari starch, nilai jual kedua jenis gula ini lebih ditentukan faktor pasar, kebijakan pemerintah setempat,  dan kondisi geografis yang menentukan biaya penanaman baik jagung maupun tebu.

Namun jika dikaitkan dengan penghematan energi, produksi sukrosa jauh lebih unggul dari glukosa. Hal ini karena bagasse yang merupakan sisa tebu yang telah diperas bisa dibakar guna menghasilkan steam yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Hal yang sama bisa dilakukan pada batang pohon jagung namun produktivitasnya jauh lebih kecil. Ini yang menyebabkan hampir semua pabrik gula bisa swasembada listrik, beberapa bahkan bisa menjual listriknya.

Uuntuk mengatasi kendala mikroorganisme yang tidak bisa mengkonsumsi sukrosa, maka ada dua opsi. Pertama rekayasa genetika mikroorganisme yang bisa mengkonsumsi sukrosa untuk bisa menghasilkan produk fermentasi yang diinginkan. Contoh adalah rekayasa genetika yeast dan E. coli yang mampu mengkonsumsi sukrosa untuk menghasilkan produk seperti asam amino, asam organik, atau alkohol. Kedua, mentransfer kemampuan mengkonsumsi sukrosa (sucrose gene operon) ke mikroorganisme (non-pengkonsumsi sukrosa) yang dipakai di industri fermentasi.

Maka boleh dikatakan sukrosa dari tebu lebih unggul ketimbang glukosa dari jagung.

Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut? Your comment will be appreciated.

2 Responses

  1. tertarikkk…..

  2. Penjelasan lebih lanjut:
    Di samping yeast, E. coli adalah mikroorganisme yang paling populer dipakai di dunia bioteknologi karena sudah menjadi platform untuk genetika prokariotik. Saya sedang melakukan riset metabolic engineering E. coli yang mampu mengkonsumsi sukrosa dengan efisien untuk selanjutnya direkayasa genetika untuk menghasilkan high value products.

Leave a reply to erwin Cancel reply