Plastik merupakan barang kebutuhan mutlak sejak abad yang silam. Plastik digunakan sebagai kontainer, pelapis, tas, bahan pakaian sintetis, perpipaan, insulator, peralatan elektronik, cat, dll. Singkatnya, bisa dikatakan plastik praktis sudah menyentuh semua segi kehidupan manusia. Namun plastik yang umum diproduksi dan digunakan sekarang berasal dari turunan minyak bumi yang diolah menjadi polimer seperti polypropylene (PP), polycarbonate (PC), polyvinyl chloride (PVC), dan sebagainya. Plastik-plastik ini terkenal kuat, tahan air, bahkan PP tahan asam kuat. Kelemahan dari plastik jenis ini selain dibuat dari sumber alam tak terbarukan adalah tidak bisa didegradasi oleh alam. Daur ulang plastik memang sudah dilakukan namun memerlukan komitmen tinggi dari masyarakat dan juga memakan biaya tambahan. Proses daur ulang plastik juga memproduksi CO2 yang meningkatkan efek global warming. Jika kondisi ini dibiarkan maka dalam beberapa puluh tahun ke depan, bumi semakin penuh oleh polusi plastik.
Solusi dari masalah di atas adalah plastik yang biodegradable. Plastik jenis ini umumnya dibuat dari proses fermentasi gula atau starch oleh mikroorganisme menjadi plastik. Beberapa jenis mikroorganisme mampu mengolah gula yang diserapnya menjadi plastik yang disimpan di dalam selnya. Karena berasal dari mikroorganisme, maka jika dibuang di penampungan sampah, plastik ini bisa didegradasi oleh alam. Proses degradasi alami bersifat carbon neutral karena tidak melepas CO2 ke atmosfir.
Filed under: Bahasa Indonesia, Chemical Engineering and Biotechnology, Education, Science and technology | Tagged: Fermentasi, plastik | 7 Comments »